Assalamu’alaikum
Industri musik di Indonesia sangat berkembang pesat, mulai dari penyanyi
solo, grup vokal, grup band sampai orkestra sangat mudah kita jumpai di
negeri ini. Perkembangan ini tidak hanya terjadi pada industri musik
konvensional tetapi juga pada industri musik religi (Islami), sejak era
tahun 1980-an kita sudah bisa mendengarkan karya-karya religi anak
negeri, sebut saja grup musik Bimbo bersaudara, Rhoma Irama dengan
Soneta-nya, nasyida ria dll. Karya-karya fenomenal mereka masih sering
kita dengar hingga sekarang sehingga saya fikir mereka layak disebut
sang legenda. Sejak awal tahun 2000-an bermunculan pula grup-grup vokal
yang konsen dalam musik Islami yang lebih lazim disebut Nasyid,
diantaranya Izzatul Islam (Jakarta), Snada (Jakarta), Mupla (Bandung),
The Fikr (Bandung), Suara Persaudaraan (Surabaya), Khatulistiwa
(Samarinda), Sewarna (Samarinda) Raudah Robbani (Bontang) dan lain-lain.
Grup-grup dari Malaysia pun turut pula meramaikan dunia nasyid di tanah
air, antara lain Raihan dan Brothers. Walau mengalami pasang surut
dalam perkembangannya namun gerakan nasyid ini tetap ada hingga sekarang
dan telah membentuk komunitas-komunitas dan asosiasi nasyid. Bahkan
untuk saat ini tidak hanya para Munsyid/Nasyider (pelaku nasyid) yang
menghasilkan karya-karya religi tetapi juga beberapa penyanyi dan musisi
di tanah air diantaranya Gita Gutawa, Afgan, Gigi Band, Ungu Band,
Radja Band dan masih banyak lagi yang lainnya.
Para Munsyid/Nasyider yang memang sejak awal
menyajikan suatu musik alternatif yang bertujuan da’wah lewat
pesan-pesan dalam lagunya sudah selayaknya membekali diri dan
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam olah vokal dan musik
agar nasyid bisa diterima oleh semua kalangan sehingga pesan-pesannya
dapat sampai ke pendengar. Selain itu munculnya munsyid dan grup nasyid
yang mumpuni akan membantu meningkatkan citra musik Islam itu sendiri.
Ada beberapa pengetahuan umum dan keterampilan dasar yang musti dimiliki oleh setiap munsyid, diantaranya adalah:
A. Keselarasan atau Blending
Keselarasan merupakan faktor paling penting dalam menghasilkan komposisi
musik yang baik. Faktor keselarasan yang paling perlu diutamakan adalah
masalah nada, irama, kuat lemah suara atau sifat bunyi. Sebuah grup
layak disebut harmonis bila dapat menghasilkan nada yang tidak sumbang,
tempo atau kecepatan ketukan yang stabil, termasuk kekompakan dalam
menjalani kecepatan lagu. Selain itu harus didukung oleh kekompakan
dalam menentukan kapan harus memproduksi bunyi yang keras, lembut,
sedang, agak keras, agak lunak atau sangat lunak. Kemampuan memilih alat
musik serta kecermatan dalam memfungsikannya -termasuk vokal- sebagai
variasi pada bagian-bagian lagu tertentu, juga harus dimiliki.
Apabila vokal yang bening yang disertai dengan keselarasan nada, ketukan
dan irama, dinamik (kuat lemahnya suara) dan keselarasan paduan sifat
bunyi pada sebuah lagu dinyanyikan dengan penuh konsentrasi dan
perasaan, maka lagu tersebut akan sangat nyaman untuk didengar.
B. Kekayaan Nuansa
Dalam menilai kekayaan nuansa pun, keempat unsur seperti nada, kecepatan
ketukan atau irama, keras lunaknya suara serta warna atau karakter
suara bisa dijadikan barometer. Bila dalam sebuah grup memiliki vokalis
lebih dari satu maka bisa di buat harmoni satu, dua, tiga suara atau
lebih. Begitu juga apabila menggunakan beberapa alat musik yang sama,
maka perlu disertai pembagian tugas dan peranan yang variatif.
Menghasilkan bunyi yang sama adalah tindakan yang mubazir karena tidak
memperkaya nuansa.
C. Melatih Pernafasan
Dalam bernyanyi nafas merupakan faktor yang paling mendasar, sebab
terjadinya bunyi vokal terproses melalui gesekan nafas dengan pita suara
atau larynx yang digetarkan oleh resonansi leher. Latihan yang akan
dilatih ini memiliki 2 manfaat. Pertama, agar kita bisa memiliki nafas
yang cukup panjang untuk menghindari nyanyian yang terengah-engah yang
bisa mengakibatkan nyanyian kita tidak nyaman didengar. Kedua, untuk
menambah kekuatan tenaga diafragma atau tekhnik powering diafragma.
Latihan dasar pernafasan yang bisa dilakukan adalah, mengambil nafas
pelan-pelan selama 10 detik, setelah itu langsung menahan nafas dalam
waktu 10 detik, kemudian langsung keluarkan nafas pelan-pelan dalam
waktu 10 detik pula. Apabila tidak kuat janganlah mencuri atau membuang
nafas di luar yang sudah ditentukan tadi. Dalam kondisi yang tidak kuat
sebaiknya buang saja nafas Anda kemudian bersiap lagi untuk kembali dari
proses pengambilan nafas. Bila interval 10 detik sudah dirasa mudah
maka anda boleh meningkatkan menjadi 15 detik, 20 detik dan seterusnya.
Jika kondisi tubuh Anda mulai sangat lelah apalagi sudah merasa pusing,
janganlah terlalu memaksakan diri. Oiya… olahraga rutin seperti jogging,
renang dan yang lainnya juga mampu meningkatkan stamina dan pernafasan
kita pada saat bernyanyi.
D. Tips Untuk Menambah Tenaga Vokal
Tenaga suara atau yang lazim disebut power sama pentingnya dengan
mencapai kesempurnaan suara. Sebab suara yang lemah tidak akan menarik
perhatian pendengarnya. Tenaga suara yang dimaksud bukanlah tenaga yang
asal keras menjerit-jerit, sebab suara yang demikian bisa membuat lelah
orang yang medengarnya. Tenaga yang dimaksud adalah vokal yang
dihasilkan oleh tenaga diri –tekhnik vokal- dan tenaga perasaan.
Cara melatih tenaga suara yang sangat praktis adalah dengan menyiapkan
sebuah lilin yang menyala, lalu lilin tersebut ditiup dari jarak minimal
1,5 meter hingga padam. Latihlah 10 – 20 kali tiap sesi dan usahakanlah
dalam sehari melakukan dalam 2 sesi. Bila jarak 1,5 meter sudah semakin
mudah, maka perjauhlah jarak itu, bahkan ada baiknya jumlah lilin pun
semakin diperbanyak dalam bentuk yang berderet atau berbaris. Yang perlu
diperhatikan dalam latihan ini adalah, tiuplah lilin dengan tenaga
lahir dan tenaga perasaan. Latihan ini sekaligus membantu dalam
meninggikan suara.
E. Tips Untuk Penyanyi Sumbang
Cara yang lazim digunakan dalam melatih penyanyi bersuara sumbang secara
akademis adalah latihan solfegio (dibaca: solfejio atau solfej).
Caranya adalah sering-seringlah berlatih menyanyi sambil menutup telinga
sebelah kiri atau sebelah kanan. Menutup sebelah telinga akan membuat
kita semakin mudah dan jelas disaat mengontrol nada vokal kita sendiri.
Bila ada seseorang yang memperoleh hasil latihan tidak sebaik yang
lainnya, hal itu kemungkinan disebabkan ia tergolong kurang memiliki
bahan dasar kepekaan nada dibandingkan orang yang lebih berhasil tadi,
karena memang tingkat kepekaan nada yang dimiliki seseorang -bakat
musikal- setiap manusia tidak semuanya sama. Yang paling penting,
latihan ini insya Alloh akan membantu peningkatan kepekaan nada siapa
pun.
F. Tips Untuk Membeningkan Suara
Suara yang bening bisa dilatih dengan cara memaksimalkan fungsi
resonator yang kita miliki. Resonator kepala untuk melatih suara tinggi,
resonator leher untuk melatih suara sedang dan resonator dada untuk
melatih suara rendah. Cara melatihnya sangat praktis sekali yaitu
senandungkanlah seluruh bagian lagu yang Anda sukai dalam bunyi “M”
(mengatupkan mulut) maka secara otomatis ketiga resonansi tadi akan
terbiasa bergetar sesuai ketinggian lagu.
Ada 2 hal yang perlu diperhatikan dalam latihan ini. Pertama, saat
bersenandung atau huming, gigi atas dan gigi bawah jangan sampai
bersentuhan. Kedua, disaat mencapai nada-nada tinggi, peganglah bagian
ubun-ubun kepala Anda hingga terasa ada getaran kecil yang menyentuh
telapak tangan.
G. Tips Menghayati Lagu
Menyanyi adalah perbuatan mengekspresikan lagu melalui vokal. Untuk
memperoleh sebuah nyanyian yang ekspresif dan menyentuh hati, maka yang
paling dulu perlu dicapai adalah berupaya agar lagu yang akan kita
bawakan bisa menyentuh perasaan kita sendiri. Bahkan buatlah diri kita
sendiri merinding dasaat bernyanyi.
Cara praktis untuk melatih suasana hati tersebut adalah sebagai berikut:
Pertama, baca lirik lagu itu baik-baik hingga mengenal maknanya. Kedua,
tentukan kesan Anda terhadap suasana lagu tadi apakah sedih, gembira,
semangat, agung dan seterusnya. Ketiga, bacalah kata demi kata lirik
lagu tadi dalam suasana hati yang ada pada kesan perasaan Anda. Setelah
berhasil membaca dengan perasaan yang Anda miliki, kemudian
tingkatkanlah dengan berlatih menyanyikan lagu berdasarkan jenis
perasaan tadi. Latihan seperti ini sebaiknya tidak hanya dilakukan oleh
penyanyi, tetapi juga dilakukan oleh para pemain musik (pengiring), agar
disaat memainkan musiknya ia bermain dengan ekspresi yang sama dengan
penyanyinya.
Jika benar-benar mengharapkan keabadian seni nasyid, maka para
munsyid harus mampu bersaing (berlomba dalam kebaikan) untuk
meningkatkan kualitasnya, Insya Alloh pengetahuan dan keterampilan bisa
menjadi alat yang sangat ampuh. Tanpa kesadaran itu, jangan tangisi bila
ditahun-tahun mendatang seni nasyid hanya akan menjadi kenangan saja.
So, mari bersama-sama menambah pengetahuan dan skill kita diantaranya
dengan cara mengikuti kursus musik/vokal dan berbagi pengalaman dengan
sesama munsyid serta musisi-musisi umum lainnya, jangan cepat merasa
puas dan terus belajar. Jangan mengkotak-kotakkan musik dan membatasi
pergaulan dalam bermusik, kita harus dapat hadir di mana saja dan dengan
siapa saja (tentunya tetap dalam batas-batas syara’), semakin luas
pergaulan kita Insya ALLOH pengetahuan kita semakin bertambah sehingga
harapannya kemampuan kita dalam bernasyid semakin meningkat dan dapat
menghasilkan karya-karya yang layak dengar, layak tampil dan dapat
diterima pendengar. Mari kita hadirkan karya-karya seni yang mampu
memperbaiki moral dan mental bangsa sehingga membuat Indonesia tercinta
ini lebih bermartabat.
Demikian tulisan saya, mohon maaf atas segala khilaf.
Wassalamu’alaikum.
Referensi: Poetra, Adjie Esa. 2004. Revolusi Nasyid. MQS Publishing. Bandung; Dari Berbagai Sumber
Menurut teman-teman bagaimana…?