Urgensi Keterampilan Menjelaskan
Siswa di kelas tidak homogen, baik
dilihat dari kecerdasan maupun kedewasaannya. Namun menjadi tugas guru
untuk memberikan pengetahuan kepada semua siswa. Keterampilan
menjelaskan dianggap perlu dalam semua mata pelajaran. Dengan tidak
adanya keterampilan ini, penyajian materi pelajaran tidak mungkin.[1]
Oleh karena itu guru harus mempelajari keterampilan menjelaskan agar
murid mengerti banyak ide, konsep atau prinsip-prinsip yang perlu
penjelasan.[2]
Good teaching is good explaining.
Kutipan ini mencerminkan keyakinan bahwa kapasitas guru dalam
menjelaskan sangat penting dalam mengajar. Menjelaskan merupakan pusat
kegiatan pembelajaran.[3] Oleh karena itu guru harus menguasai
keterampilan menjelaskan ini sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari
keterampilan mengajar. Keterampilan menjelaskan dapat dilatih melalui pelaksanaan
microteaching.
Pengertian Keterampilan Menjelaskan
Secara etimologis kata menjelaskan (explaining) berakar dari kata explanare, yang berarti to make plain (membuat jelas). Sedangkan menurut Standard Modern English, menjelaskan berasal dari kata ‘to explain’
berarti memberi tahu secara rinci. Secara umum menjelaskan dapat
didefinsikan sebagai upaya untuk memberikan pemahaman tentang masalah
orang lain (explaining is an attempt to provide understanding of a problem to others).[4] Menjelaskan apat juga didefinisikan memberikan pemahaman kepada orang lain (explaining is giving understanding to another)[5]
Keterampilan menjelaskan digunakan setiap hari oleh semua guru dalam setiap mata pelajaran. Proses menjelaskan melibatkan explainer (orang yang menjelaskan/guru), masalah yang harus dijelaskan (materi pelajaran) dan explainees (orang yang mendengarkan penjelasan/siswa). Explainer harus memperhitungkan masalah dan pengetahuan explainees, karena tujuan menjelaskan adalah untuk memberikan pemahaman kepada explainees. Artinya jika seorang guru menjelaskan dengan cara yang siswa tidak mengerti, ini tidak dapat dianggap sebagai penjelasan.[6]
Penjelasan adalah satu set pernyataan
yang saling terkait yang dibuat oleh guru dalam rangka meningkatkan
pemahaman para siswa tentang ide-ide dan konsep.[7] Menjelaskan dapat
didefinisikan sebagai suatu kegiatan untuk memberikan pemahaman tentang
konsep dan prinsip. Ini adalah kegiatan untuk mengisi kesenjangan dalam
pemahaman seseorang. Keterampilan menjelaskan bertujuan memastikan
bahwa penjelasan tersebut dipahami. Semua guru harus berusaha untuk
menyempurnakan keterampilan menjelaskan secara akurat dan efektif.[8]
Menjelaskan adalah seni mengajar dengan
menggunakan pernyataan yang tepat oleh guru untuk membuat siswa memahami
konsep, fenomena atau prinsip yang diinginkan.Pernyataan yang tepat
mengandung makna, penjelasan guru harus sesuai dengan usia siswa,
kematangan siswa, pengetahuan sebelumnya yang dimiliki siswa, dan sesuai
dengan materi atau konsep atau fenomena yang dijelaskan.[9]
Tipe Menjelaskan
Penjelasan terdiri atas tiga jenis. Pertama, penjelasan interpretive,
adalah penjelasan yang bersifat memberikan klarifikasi, mencontohkan
atau menafsirkan arti dari suatu istilah. Penjelasan ini menjawab
pertanyaan “Apa…?” (what). Kedua, penjelasan descriptive, adalah penjelasan yang menjelaskan suatu proses atau struktur. Penjelasan ini menjawab pertanyaan “Bagaiaman…?” (How is..?; How does …?). Ketiga penjelasan reason giving, adalah penjelasan yang menawarkan alasan atau penyebab, terjadinya fenomena. Penjelasan ini menjawab pertanyaan “Mengapa…?” (Why is..?).[10]
Tipe penjelasan dapat juga dikelompokkan ke dalam: (1) Structural explanations, penjelasan mengenai suatu struktur; (2) Classificatory explanations, penjelasan mengenai klasifikasi tertentu; (3) Teleological explanations, penjelasan mengenai maksud atau tujuan; (4) Sequential explanations, penjelasan mengenai urutan peristiwa; (5) Analytic explanations, penjelasan
mengenai prosedur dan proposisi yang menginformasikan dan menjelaskan
konsep dan aturan, misalnya, penjelasan mengenai penyelesaian persamaan
matematika; dan (6) Prescriptive explanations, penjelasan mengenai tindakan. Prescriptive explanations meliputi: (a) Social explanations, penjelasan yang berkaitan dengan aturan-aturan sosial; (b) Ethical explanations, penjelasan yang berkaitan dengan prinsip-prinsip etik; (c) Procedural explanations, penjelasan yang berkaitan dengan cara melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu; (d) Aesthetic explanations, penjelasan yang berkaitan dengan nilai-nilai sosial; dan (e) interpretive explanations, penjelasan yang berkaitan dengan interpretasi, misalnya memberikan penjelasan terhadap suatu puisi.[11]
Referensi:
- [1] Sharma, R.M., Chandra, S.S. (2003). Advanced Educational Technology. New Delhi: Atlantic Publishers and Distributors, h. 318
- [2] Mangal, S. K., Mangal, U. (2009). Essentials of Educational Technology. New Delhi: PHI Learning Private Limited. h. 420
- [3] Hativa, N. (2000). Teaching for Effective Learning in Higher Education. Kluwer Academic Publishers, h. 81
- [4] Brown, G. (2006). Explaining. The handbook of communication skills. 3rd Edition. Edited by Owen Hargie. Routledge, h. 196
- [5] Wragg, E.C., Brown, G. (2001). Explaining. Routledge, h. 3
- [6] Hativa, N. (2000). Teaching for Effective Learning in Higher Education. Kluwer Academic Publishers, h. 81
- [7] Singh, Y.K., Sharma, MS.A. (2004). Micro Teaching. New Delhi: APH Publishing Corporation, h. 171
- [8] Mohan, R. (2007). Innovative Science Teaching for Physical Science Teacher. New Delhi: Prentice-Hall of India Private Limited. h. 132
- [9] Mangal, S. K., Mangal, U. (2009). Essentials of Educational Technology. New Delhi: PHI Learning Private Limited. h. 420
- [10] Brown, G.A, Armstrong, S. (2013). Explaining and Explanation. Wragg, E.C., Classroom Teaching Skills, Routledge. h. 124
- [11] Hativa, N. (2000). Teaching for Effective Learning in Higher Education. Kluwer Academic Publishers, h. 82
Sumber Gambar: http://businesscardsforyou.com [28 Oktober
2013]